Haji Wada’

Pengertian Haji Wada’

Haji wada’ atau haji perpisahan adalah ibadah haji terakhir yang dilakukn oleh Rasulullah sebelum beliau wafat.

Haji Wada’ Rasulullah

Selama sembilan tahun tinggal di Madinah, Nabi belum melaksanakan haji. Kemudian pada tahun kesepuluh beliau melaksanakan haji. Rasulullah melaksanakan ibadah hajinya seraya mengajarkan manasik dan sunnah-sunnah haji kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersamanya.

Pada hari Arafah, Rasulullah menyampaikan khutbah umum di tengah-tengah kau, Muslimin yang sedang berkumpul di tempat wuquf. Berikut ini adalah teks khutbah beliau.

Wahai manusia. dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin sehabis tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya…

Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi kalian (yang tidak boleh dinodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci sekarang ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliyah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jailiyah itu pertama kali kunyatakan tidak berlaku ialah tindakan pembalasan atas kematian Ibnu Rabi’ bin Harits.

Riba jahiliyah tidak berlaku, dan riba yang pertama kunyatakan tidak berlaku adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya segala macam riba sudah tidak boleh berlaku lagi…

Hai manusia, di negeri kalian ini, setan sudah putus harapan sama sekali untuk dapat disembah lagi. Akan tetapi ia masih menginginkan selain itu. Ia akan merasa puas bila kalian melakukan perbuatan yang rendah. Karena itu hendaklah kalian jaga baik-baik agama kalian!

Hai manusia, sesungguhnya menunda berlakunya bulan suci akan menambah besarnya kekufuran. Dengan itulah orang-orang kafir akan menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian mereka menghalalkan apa yang diharamkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah.

Sesungguhnya jaman berputar seperti kendaraan-Nya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban…

Takutlah Allah dalam memperlakukan kaum wanita, karena kalian mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kalian mempunyai hak atas para istri kalian dan mereka pun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang tidak kalian sukai ke dalam rumah kalian, Jika mereka melakukan hal itu maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan hak mereka atas kalian ialah kalian harus memberi nafkah dan pakaian kepada mereka secara baik.

Maka perhatikanlah perkataanku itu, wahai manusia, sesungguhnya aku telah menyampaikannya kepada kalian. Aku tinggalkan sesuatu kepada kalian, yang jika kalian pegang teguh, kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi.

Wahai manusia, dengarkanlah, taatlah sekalipun kaian diperintah oleh seorang hamba sahaya dari Habasyah yang berhidung gruwung, selama ia menjalankan Kitabullah kepada kalian.

Berlaku baiklah kepada para budak kalian… berilah mereka makan apa yang kalian makan dan berilah pakaian dari jenis pakaian yang sama dengan yang kalian pakai. Jika mereka melakukan suatu kesalahan yang tidak bisa kalian maafkan, maka juallah hamba-hamba Allah itu dan janganlah kalian menyiksa mereka.

Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku dan perhatikanlah! Kalian tahu bahwa setiap orang Muslim adalah saudara bagi orang-orang Muslim yang lain, dan semua kaum Muslimin adalah saudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu dari saudaranya kecuali yang telah diberikan kepadanya dengan senang hati.

Ya Allah, sudahkah kusampaikan?

Kalian akan menemui Allah maka janganlah kalian kembali sesudahku menjadi sesat. Hendaklah orang yang hadir menyampaikam kepada yang tidak hadir, barangkali sebagian orang yang menerima kabar (tidak langsung) lebih mengerti daripada orang yang mendengarkannya (secara langsung). Kalian akan ditanya tentang aku, maka apakah yang hendak kalian katakan?”

Mereka menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, telah menunaikan perintah Allah dan memberi nasihat” seraya menunjuk ke arah langit dengan jari telunjuknya.

Nabi bersabda, “Ya Allah, saksikanlah.” sebanyak tiga kali.

Kemudian beliau menjama’ takbir shalat maghrib dan isya’ di Muzdalifah, kemudian sebelum terbit matahari beliau berangkat ke Mina, lalu melemparkan Jumratul Aqabah dengan tujuh batu kecil seraya bertakbir di setiap lemparan. Setelah itu beliau pergi ke tempat penyembelihan, lalu menyembelih 63 hewan sembelihan (budnah). Kemudian beliau menyerahkan kepada Ali untuk menyembelih sisanya sampai genap 100 sembelihan. Setelah itu beliau berangkat ke Ka’bah (ifadhah) lalu shalat Dhuhur di Mekkah, dan pergi mendatangi Banu Abdul Muthalib yang sedang mengambil air Zamzam lalu bersambda, “Timbalah wahai Banu Abdul Muthaib, kalau tidak karena orang-orang tersebut bersama kalian, niscaya aku akan menimba bersama kalian.” Kemudian mereka memberikan setimba air kepadanya dan  minum darinya Akhirnya Nabi berangkat kembali ke Madinah.

Inti dari khutbah Wada’ antara lain:

  • Kaum Muslimin harus mejnaga harta, jiwa dan ehormatan sesama Muslim, tidak boleh berbuat dzalim kepada sesama muslim.
  • Riba adalah haram.
  • Ada 4 bulan yang dimuliakan Allah: Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Pada bulan tersebut kaum Muslimin tidak diperbolehkan berperang.
  • Perintah untuk memuliakan wanita.
  • Perintah untuk menjalankan Al Qur’an dan As-Sunnah.
  • Perintah untuk taat kepada pimpinan.
  • Perintah untuk memperhatikan hak-hak pekerja.
  • Semua Muslimin adalah sama dan bersaudara, tidak ada yang membedakan antara mereka kecuali hanyalah tingkatan taqwa mereka.
  • Kaum Muslimin harus bersatu dan tidak boleh saling berperang.

Subhanallah…

Cara Pasang Widget Animasi Bergerak di Blog

Siang… Nah sekarang aku mau bagi-bagi kode widget animasi bergerak. Seperti yang bisa dilihat di sidebar blogku ada berbagai macam gambar animasi bergerak. Mulai yang bisa mengikuti gerak mouse sampai yang bisa dimainkan seperti hewan peliharaan. Cekidot~

Yang pertama dibagi kodenya adalah widget hamster. Selain widget animasi hamster, widget untuk gambar animasi yang lainnya juga tersedia kok.

Animasi bergerak versi hamster ini bisa bermain di tempat olahraga hamster (lupa apa namanya) mengikuti gerak mouse, dan memakan makanan yang jatuh kalau mousenya diklik. Jadi seperti mengurus hamster sungguhan.

Yak, langsung saja, kode HTML untuk widget hamster ini adalah:

Untuk Blogger


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara hamster kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara hamster kaya gini"></a>

Untuk WordPress


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara hamster kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara hamster kaya gini"></a>

Yang kedua adalah widget versi memelihara anjing, walaupun anjing itu haram tapi karena hanya dalam gambar saja tidak apa-apa kan. Ini lebih banyak fiturnya, bisa dimainkan seperti hewan peliharaaan yang asli. Coba saja klik-klik fitur di gambarnya dan lihat anjingnya bisa melakukan hal apa saja. 🙂

Kode HTML untuk animasi ini adalah:

Untuk Blogger


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara anjing kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara anjing kaya gini"></a>

Untuk WordPress


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara anjing kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara anjing kaya gini"></a>

Widget yang selanjutnya adalah widget penguin. Penguin-penguin ini bisa bergerak sesuai arah mouse. Tapi hanya bisa bergerak saja, tidak bisa diberi makan ataupun dimain-mainkan.

Langsung saja, ini kodenya.

Untuk Blogger


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a>

Untuk WordPress


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a>

Selanjutnya bukan widget binatang. Tapi widget animasi bola-bola yang bisa mengangkat dan dilempar oleh gerak mouse. Nanti bolanya bisa memantul, menggelinding, mendorong bola lain, dan begitu seterusnya.

Kode HTML-nya bisa dilihat dibawah.

Untuk Blogger


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau bola aneh kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau bola aneh kaya gini"></a>

Untuk WordPress


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara bola aneh mengikuti mouse kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau bola aneh kaya gini"></a>

Nah, widget animasi yang terakhir ini adalah gambar kura-kura yang bisa bergerak menurut arah gerak mouse. Cukup lucu bukan? Kura-kuranya hanya bisa digerakkan, tidak bisa diberi makan ataupun dimainkan.

Tapi kalau berminat, ini kode HTML-nya.

Untuk Blogger


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara kura-kura mengikuti mouse kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a>

Untuk WordPress


<a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara kura-kura mengikuti mouse kaya gini"></a><a href="http://zengbogel.blogspot.com/2011/11/cara-pasang-animasi-lucu-pada-blog.html" target="_blank" title="mau pelihara pinguin mengikuti mouse kaya gini"></a>

Kalau untuk WordPress, nantinya widget animasi itu akan muncul di sidebar.

Ok, happy copying(?) and have fun!~

Perang Mut’ah

Peperangan ini terjadi pada bulan Jumadil Ula tahun ke-8 H. Mut’ah adalah sebuah desa yang terletak di perbatasan Syam. Mulanya Rasulullah mengutus Harits bin Umair Al-Azli ,untuk menyampaikan surat kepada Gubernur Bashra, Hanits bin Abi Syamr Al-Ghassani yang diangkat oleh kaisar Romawi.

Surat Nabi itu berisi ajakan untuk masuk Islam. Sewaktu Harits bin Umair sampai di Mut’ah, ia ditangkap, lalu dibunuh oleh seorang tokoh pemerintah yang mendukung Romawi.

Karena perbuatan tersebut, Nabi memutuskan untuk memerangi mereka. Pasungan yang berjumlah 3.000 orang telah disiapkan. Rasulullah tidak ikut serta, beliau berpesan, “Yang bertindak sebagai panglima perang adalah Zaid bin Harits. Jika Zaid gugur, Ja’far bin Abu Thalib penggantinya. Jika Ja’far gugur, Abdullah bin Rawahah penggantinya. Dan jika Abdullah gugur maka hendaklah kaum Muslimin yang memutuskan penggantinya.”

Kepada komandan dan wakil-wakil komandan itu, Rasulullah menginstruksikan agar terlebih dahulu meminta pertanggungjawaban pemimpin Mut’ah yang telah membunuh Harits bin Umair, untuk kemudian menyerunya memeluk agama Islam. Jika mereka enggan, maka perangilah mereka demi agama Allah.

Kemudian Nabi mewasiatkan agar tentara Islam tidak melakukan kejahatan, tidak merampas atau mencuri harta rakyat, tidak membunuh anak-anak, kau, wanita, atau orang-orang yang sudah tua bangka, tidak merusak bangunan-bangunan masyarakat, tidak merusak tanam-tanaman, dan tidak membunuh orang yang tidak melawan.

Setelah kaum Muslimin berangkat meninggalkan Madinah, pihak musuh pun mendengar keberangkatan mereka, kemudian mempersiapkan pasukan besar guna menghadapi kekuatan kaum Muslimin. Heraclius mengerahkan lebih dari 100.000 tentara Romawi, sedangkan Syurahbil bin Amer mengerahkan 100.000 tentara.

Pasukan kedua belah pihak bertemu di Mut’ah. Dari segi jumlah pasukan dan senjata, kekuatan musuh jauh lebih besar dari kekuatan kaum Muslimin. Zaid bin Harits bersama kaum Muslimin bertempur menghadapi musuh hingga ia gugur di ujung tombak musuh. Kemudian Ja’far mengambil alih panji peperangan dan maju menerjang musuh dengan berani.

Di tengah sengitnya pertarungan, ia turun dari kudanya, lalu membunuh, melesat, dan menerjang pasukan Romawi. Ia terus bertempur sampai tertebas oleh pedang seorang pasukan Romawi. Ja’far pun akhirnya gugur di tengah pertarungan. Panji peperangan pun akhirnya diambil alih oleh Abdullah Rawahah. Ia terus bertempur sampai gugur menjadi syahid.

Kaum Muslimin kemudian menyepakati Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Ia menggempur musuh hingga berhasil memukul mundur mereka. Pada saat itulah Khalid mengambil langkah strategis menarik tentaranya ke Madinah.

Khalid bin Walid kemudian menggunakan taktik guna menggentarkan pasukan musuh. Ia memerintahkan beberapa kelompok prajurit kaum Muslimin pada pagi harinya agar berjalan dari arah kejauhan menuju medan perang dengan menarik pelepah-pelepah pohon, sehingga dari kejauhan terlihat seperti pasukan bantuan yang datang dengan membuat debu-debu berterbangan. Hal ini membuat pasukan kaum Muslimin jadi terlihat sangat banyak.

Pasukan musuh yang menyaksikan peristiwa tersebut mengira bahwa pasukan kaum Muslimin benar-benar mendapatkan bala bantuan. Mereka berpikir, bahwa kemarin dengan 3000 orang pasukan saja mereka merasa kewalahan menghadapi pasukan kaum Muslimin ,apalagi jika datang pasukan bala bantuan.

Oleh karena itu, pasukan musuh akhirnya mengundurkan diri dari medan pertempuran, kembali ke daerah perkotaan di Syam. Pasukan Islam lalu kembali ke Madinah, mereka tidak mengejar pasukan Romawi yang lari, karena dengan mundurnya pasukan Romawi berarti Islam sudah menang. Karena keberaniannya inilah maka Khalid bin Walid dijuluki dengan nama Saifullah (pedang Allah).

Cara Menambahkan Widget di Blog WordPress

Siang! Sesuai judulnya, ya, kali ini tutorial yang akan dikupas tuntas(?) adalah Cara Menambahkan Widget di Blog WordPress. Penasaran? Cekidot!

Mungkin anda sering melihat para blogger senior (blogger yang jumlah trafficnya sudah tinggi) mempunyai berbagai macam widget di sidebar-nya? Seperti jam, kalender, gambar bergerak, flag counter, dan lain-lain? Semuanya bisa tampil di sidebar blog karena sudah ditambahkan sebagai widget di blog mereka. Cara memasang widget juga sangat mudah lho, yaitu sebagai berikut.

1. Pertama-tama, masuklah ke akun WordPress anda. Lalu akses dashboard blog yang ingin anda kustomisasi.

Dashboard blog

Dashboard blog

2. Dari dashboard itu, pilih menu Appearance/Tampilan. Dari berbagai macam pilihan yang ada, pilih “Widget“.

Pilih menu Widget

Pilih menu Widget

4. Setelah anda masuk ke menu Widget, anda akan melihat berbagai macam pilihan widget yang bisa dipasang di blog anda. Widget yang sudah ditampilkan di blog anda juga akan diperlihatkan di blog ini dan anda bisa mengeditnya kapan saja selama anda masih berada di halaman ini.

Halaman kustomisasi widget.

Halaman kustomisasi widget.

5. Pilih widget yang ingin ditambahkan ke blog anda dari semua pilihan widget yang ada. Setelah itu, seret widget itu ke kolom sidebar/bilah sisi. Isi kolom kosong yang ada sesuai apa yang ingin anda tampilkan di blog anda. Juduli widget itu apabila anda rasa perlu. Klik save/simpan, lalu kunjungi homepage blog anda. Dan lihat hasilnya.

Untuk kalender, jam, dan berbagai gambar bergerak lainnya yang pemasangannya harus menggunakan kode HTML, masukkan kode HTML ke dalam widget Text/Teks, lalu klik save.

Bagaimana, mudah, bukan?

Al Qur’an Surat Al Baqarah: 21-40

Ini lanjutan dari posting yang sebelumnya. Kalau posting yang sebelumnya berisi tentang Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 1-20, yang sekarang ini adalah surat Al Baqarah ayat 21-40.

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,


الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.


فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) — dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.


وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

 
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

 
الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

 
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

 
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).

Besok ayat 41-60!

Perang Hunain dan Pengepungan Thaif

Perang Hunain

Perang Hunain

Awalnya ialah pemimpin-pemimpin kabilah Hawazin dan Tsaqif khawatir kalau Mekkah takluk dan akan tiba giliran mereka ditaklukkan. Karena itu, mereka berinisiatif untuk menyerang kaum Muslimin terlebih dahulu. Dikumpulkanlah seluruh rakyat dan semua harta benda yang mereka miliki untuk dibawa ke medan perang. Pasukan mereka itu dipimpin oleh Malik bin Auf.

Pada saat itu ada 12.000 tentara perang di bawah panji Nabi. Dari jumlah itu, 10.000 orang menyertainya dari Madinah dalam pembebasan Mekah, sedang yang 2.000 berasal dari kaum Quraisy yang baru masuk islam, dengan Abu Sofyan sebagai pemimpinnya.

Di masa itu, tentara sebesar itu hampir tidak ada di tanah Arab. Namun, justru kekuatan jumlah mereka inilah yang menjadi penyebab kekalahan awal mereka, Sebabnya, berlainan dengan di masa lalu, sekarang mereka membanggakan diri karena jumlahnya yang besar. Akibatnya, mereka mengabaikan taktik dan prinsip-prinsip perang.

Ketika para sahabat melihat jumlah tentara yang besar itu ada di antara mereka yang berkata, “Sama sekali kita tidak akan kalah, karena jumlah tentara kita jauh lebih besar daripada musuh.” Namun, ia tidak menyadari bahwa keunggulan jumlah bukanlah satu-satunya faktor penentu kemenangan.

Melihat jumlah pasukan yang besar tersebut, Malik memutuskan untuk menambah jumlah tentara dan berusaha mengatasi kelemahan moral tentaranya dengan tipu daya licik, yakni dengan melakukan serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan itu Malik berkemah di ujung lembah yang mengarah ke wilayah Hunain. Kemudian ia emmerintahkan semua tentaranya bersembunyi di balik batu-batu dan celah-celah bukit tinggi di sekitar lembah itu.

Pasukan Islam beristirahat di malam hari di mulut lembah tadi. Sebelum fajar, pasukan Muslim dari suku Bani Salim tiba di jalur lembah Hunain di bawah komando Khalid bin Walid. Ketika sebagian besar tentara Islam masih di dalam lembah itu, tiba-tiba terdengar bunyi riuh desiran panah dan teriakan ramai pasukan musuh yang sebelumnya telah duduk menghadang di balik batu-batu. Panah menghujani mereka, dan sekelompok musuh menyerang di bawah lindungan para pemanahnya. Serangan mendadak ini menyebabkan kaum Muslimin berlarian dan mereka segera mencari perlindungan. Kekacauan dan perpecahan pun timbul.

Melihat kekacauan tersebut, Nabi memanggil Abbas untuk memanggil kembali kaum Muslimin yang berhamburan. “Hei, Anshar yang menolong Nabi-Nya! Hai, kaum yang membai’at Nabi di bawah pohon surga! Kemana kamu akan pergi? Nabi masih berada di sini!”

Kata-kata Abbas sampai ke telinga kaum Muslimin dan merangsang semangat dan gairah keagamaan mereka. Mereka semua segera menyambut dengan mengatakan, “Labbaik! Labbaik!” Lalu kembali dengan gagah berani bersama-sama dengan Nabi.

Kaum Muslimin melakukan serangan balasan. Dan dalam waktu yang sangat singkat, mereka berhasil memukul mundur musuh. Untuk memberi semangat kepada kaum Muslimin, Nabi mengatakan, “Saya Nabi Allah dan tidak pernah berdusta, dan Allah telah menjanjikan kemenangan kepada saya.”

Taktik perang ini berhasil membuat para kaum Hawazin dan Tsaqif melarikan diri ke wilayah Autas dan Nakhlah dan ke benteng Thaif, dengan meninggalkan kaum wanita, harta benda mereka, serta tentaranya yang mati di medan pertempuran.

Pengepungan Thaif

Orang-orang musyrik yang kalah di Perang Hunain segera berlindung ke benteng Thaif. Mereka segera mengumpulkan perbekalan yang cukup untuk satu tahun, sehingga ketika mereka dikepung oleh kaum Muslimin, mereka hanya tinggal mempertahankan diri saja.

Rasulullah bersama kaum Muslimin mengepung kota Thaif selama 20 hari, melempar benteng dengan manjaniq dan berusaha membuka benteng. Akan tetapi, sangat sulit untuk merobohkan benteng Thaif.

manjaniq

Manjaniq

Kemudian Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mundur dan meninggalkan kota Thaif.

Selang tidak berapa lama, suku Bani Tsaqif mengirimkan utusan mereka ke Madinah untuk menyatakan keislaman mereka dan seluruh penduduk Thaif. Dan Thaif menjadi salah satu bagian dari wilayah Islam.

Fathu Mekkah

Pengertian Fathu Mekkah

Fathu Mekkah atau Pembukaan Kota Mekkah merupakan peristiwa yang terjadi pada 20 Ramadhan 8 H, dimana Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan di sekitar Ka’bah.

Sebab-sebab Terjadinya Fathu Mekkah

Perjanjian Hudaibiyyah membolehkan setiap kabilah Arab manapun untuk menggabungkan diri ke dalam barisan Nabi SAW, atau ke dalam barisan kaum kafir Quraisy. Bani Bakar mrmilih menggabungkan diri ke dalam barisan kaum kafir Quraisy, sementara Bani Khuza’ah memilih masuk ke dalam barisan Rasulullah SAW (Barisan Islam).

Fathu Mekkah terjadi karena pada tahun 8 Hijriah ini Bani Bakar melanggar perjanjian Hudaibiyyah dengan meminta bantuan kaum kafir Quraisy untuk menyerang Bani Khuza’ah. Akibatnya, terbunuhlah 20 orang Bani Khuza’ah. Mengetahui hal ini, Rasulullah SAW secara diam-diam melakukan persiapan untuk memerangi mereka. Akan tetapi rahasia ini dibocorkan oleh seseorang yang bernama Hatib bin Abu Baltaah Al-Badry, melalui surat rahasianya kepada kaum kafir Quraisy.

Setelah mengetahui pembocoran ini, Rasulullah memanggil Hatib bin Abu Baltaah, dan menanyakan mengapa ia berbuat demikian. Jawabnya,

“Wahai Rasulullah, demi Allah, saya beriman kepada-Nya dan kepada Rasulullah. Tetapi di kalangan kaum Muslimin ini aku merupakan seseorang yang tidak mempunyai keluarga dan keturunan terhormat, padahal aku mempunyai putra dan sanak saudara di Mekkah (kaum kafir Quraisy). Hal ini kulakukan agar mereka itu menghormati dan menghargai keluargaku.” Rasulullah lalu mengampuni Hatib karena dia ikut dalam Perang Badar.

Rasulullah Berangkat ke Mekkah

Pada tanggal 10 Ramadhan berangkatlah Nabi dengan membawa 10.000 tentara menuju Mekkah. Di tengah perjalanan itu pula anggota pasukan bertambah, karena beberapa kelompok orang Arab menggabungkan diri. Sementara itu regu pengawal berhasil menawan Abu Sofyan dan dua orang kawannya, lalu ia masuk Islam.

Menjelang masuk ke Mekkah, ada seseorang yang bernama Abbas membisikkan kepada Nabi agar nanti memberikan sesuatu yang dapat membanggakan Abu Sofyan. Nabi mengatakan, “Siapa saja yang masuk rumah Abu Sofyan, maka dia aman.” Setelah sampai di Mekkah, diumumkanlah, siapa yang masuk ke rumahnya dan mengunci pintu, maka dia aman. Siapa yang masuk masjid (Ka’bah), maka dia aman. Dan siapa saja yang masuk rumah Abu Sofyan, maka dia aman.

Pasukan Islam memasuki kota Mekkah tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari para penduduknya. Nabi terus menghancurkan patung-patung yang berjumlah tidak kurang dari 360 buah, di dalam dan di luar Ka’bah, lalu thawaf.

Setelah melakukan shalat dua rakaat, berdirilah Nabi di pintu seraya mengatakan, “Wahai seluruh orang Quraisy, bagaimanakah tanggapanmu terhadap apa yang saya lakukan ini?”

“Engkau telah melakukan sesuatu yang baik. Engkau adalah seorang yang mulia. Engkaulah saudara kami yang paling baik,” jawab mereka,

“Pada hari ini saya nyatakan kepadamu, seperti yang pernah dinyatakan oleh Nabi Yusuf yang terdahulu. Tidak ada apa-apa lagi pada hari ini. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa yang telah kamu lakukan selama ini. Bubarlah kalian, karena kalian telah dibebaskan,” kata Nabi.

Demikianlah pidato Nabi pada hari penaklukan kota Mekkah. Tidak ada pertumpahan darah. Tidak ada penyiksaan dan pembunuhan seperti apa yang dilakukan kaum kafir Quraisy dulu. Nabi pun tidak membalas perlakuan kejam yang diterimanya dulu. Semuanya damai dan aman. Semua penduduknya menyatakan masuk Islam, baik pria maupun wanita. Kemudian pada waktu shalat Zhuhur hari itu, Rasulullah menyuruh Bilal adzan di atas Ka’bah dan menandakan keagungan Islam.

 

Al Qur’an Surat Al Baqarah: 1-20

Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 1-20 (Terjemahan bahasa Indonesia)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ الم
Alif laam miim.

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.

أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.

اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Lanjutannya? Tunggu besok! Ada lanjutan 20 ayat per hari!

Kitab Samawi dan Kitab Ardhi

Pengertian Kitab Samawi

Kata “samawi” berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah langit. Yang dimaksud dengna kitab samawi adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan wahyu dari Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul melalui malaikat Jibril.

Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S Al-Baqarah: 4)

Pengertian Kitab Ardhi

Kaat “ardhi”, artinya Bumi, yang dimaksud dengan kitab ardhi adalah kitab suci penganut agama tertentu, disusun oleh seseorang berdasarkan pengalaman hidup dan dijadikan panduan bagi para pengikutnya.

Contoh Kitab Samawi

Kitab samawi yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya tidak terhitung jumlahnya, adapun yang tersebut di dalam Al Qur’an antara lain:

1. Shuhuf Ibrahim dan Musa, yaitu lembaran yang tertulis di dalamnya wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Allah berfirman di dalam surat Al A’la:

إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al A’la:  18-19)

2. Kitab zabur, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud as.

3. Kitab taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa.

4. Kitab Injil, yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa.

5. Kitab Al Qur’an yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Contoh Kitab Ardhi

Kitab-kitab yang disusun oleh seseorang dalam ajaran tertentu sangatlah banyak. Diantaranya adalah:

1. Tripitaka. Tripitaka adalah kitab umat Buddha. Setiap umat Buddha berpegang teguh kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat ucapan dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.

2. Weda. Weda merupakan kitab dari agama Hindu, weda adalah kitab suci umat Hindu yang disusun oleh seorang Maharesu dari kaum brahma krishna Dwaipayana Wyana bersama-sama muridnya.

3. Zen avesta. Zen avesta adalah kitab suci dari kaum Majusi atau yang dikenal dengan nama Zoroaster.

4. Sishu Wujing, sishu wujing adalah kitab suci penganut konghuchu, Kitab ini disusun oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM. Agama Kong Hu Cu ini dianut oleh sebagian masyarakat Tionghoa (China).

Sikap orang Mukmin terhadap Kitab Samawi dan Ardhi.

Seorang mukmin harus meyakini bahwa kitab suci yang wajib diyakini dan dipercayai kebenarannya adalah Al Qur’an.

Adapun kitab suci yang lainnya, baik kitab samawi dan kitab ardhi, kita harus tetap menghormatinya sebagai kitab suci, Akan tetapi tidak sampai meyakini kebenarannya, apalagi beriman kepadanya.

Karena hanya kitab suci Al Qur’an-lah yang tidak diragukan kebernarannya, dan kitab suci Al Qur’an-lah yang memberikan petunjuk ke jalan yang benar bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah berfirman:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Q.S Al Baqarah: 2)

Zaid bin Tsabit

Zaid bin Tsabit, Penerjemah dan Pencatat Wahyu Rasulullah

Dilahirkan pada tahun 10 sebelum hijrah, Zaid dan keluarganya berasal dari kabilah Bani An-Najjar. Keluarganya termasuk kelompok awak penduduk Madinah yang sangat menerima Islam. Di bawah bimbingan dan pendidikan orang tuanya, Zaid tumbuh menjadi seorang pemuda cilik yang cerdas dan berwawasan luas.

Zaid bin Tsabit tumbuh sebagai anak yatim, karena ayahnya meninggal dunia pada saat ia berumur enam tahun.

Saat Rasulullah SAW tiba di Madinah, Zaid bin Tsabit dan seluruh keluarganya beriman kepada Rasulullah SAW.

Pada saat perang Uhud, Zaid kecil ditolak Rasulullah bergabung dalam keprajuritan karena usianya yang masih belia. Meskipun kecewa, ia tak lantas putus asa. Untuk mengobati kekecewaannya itu, Zaid mencari kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Ia menghafal dan memperdalam Al Qur’an. Zaid kecil memang diberi anugerah kelebihan dan ketajaman berpikir. Aktivitasnya ini ia utarakan kepada sang ibu, Nuwair binti Malik. Dengan senang hati, sang ibu pun mendukung penuh.

Kepada Rasulullah, keluarga Zaid pun berkata, “Wahai Rasulullah, ini anak kami. Dia hafal 17 surat Al Qur’an. Bacaannya betul, sesuai yang diturunkan Allah kepada Anda. Selain itu, dia pandai membaca dan menulis Arab. Tulisannya indah dan bacaannya lancar. Dia ingin berbakti kepada Anda dengan keterampilan yang dia miliki, dan ingin pula mendampingi Anda selalu. Jika Anda menghendaki silakan dengarkan bacaannya.”

Rasulullah pun mendengarkan bacaannya. Benar, ternyata bacaan Zaid sangat bagus dan fasih. Rasulullah gembira lantaran apa yang diucapkan dan didengarnya langsung dari Zaid melebihi dari apa yang dikatakan familinya tersebut.

“Jika engkau mau selalu dekat denganku, pelajarilah baca tulis bahasa Ibrani.” tawar Rasulullah SAW. Zaid kecil itu pun menyanggupi tawaran Nabi SAW. Dalam waktu sekejap, bahasa Ibrani ia kuasai. Sejak saat itu, Zaid tampil menjadi penerjemah Nabi SAW sekaligus salah satu pencatat wahyu yang diterima Rasulullah.

Bila wahyu turun, Rasulullah memanggil Zaid, lalu dibacakan kepadanya dan Zaid disuruh menulis. Zaid menulis ayat-ayat Al Qur’an langsung dari diktean Rasulullah secara bertahap sesuai urut diturunkannya wahyu tersebut.

Setelah wahyu Al Qur’an selesai diturunkan kepada Rasulullah SAW. Rasulullah memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk membacakannya di hadapan beliau dan di hadapan kaum muslimin.

Karena itulah, Zaid bukan saja dikenal sebagai penerjemah dan pencatat wahyu Rasul,  ia juga dikenal di kalangan para sahabat sebagai tempat umat Islam bertanya ihwal Al Qur’an setelah Rasulullah wafat.

Disamping tugasnya sebagai sekretaris untuk menuliskan dan menghafal wahyu yang baru diterima Rasulullah, Zaid memperoleh penugasan dari Rasulullah untuk mempelajari bahasa Ibrani dan Suryani, kedua bahasa yang sering digunakan musuh Islam pada waktu itu. Kedua bahasa ini dikuasai Zaid dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 32 hari!

Peran Zaid bin Tsabit dalam pembukuan Al Qur’an

Pada masa Khalifah Abu Bakar, banyak sekali kaum muslimin penghafal Al Qur’an yang meninggal dunia karena berperang melawan orang-orang yang murtad (keluar dari Islam).

Umar bin Khattab khawatir jika Al Qur’an akan dilupakan kaum muslimin, ketika banyak penghafal yang meninggal dunia. Oleh karena itu beliau segera menemui Khaufah Abu Bakar dan menyampaikan kekhawatirannya. Keduanya berdiskusi untuk menemukan jalan keluarnya, akhirnya keduanya sepakat untuk menulis Al Qur’an ke dalam sebuah Mushaf (lembaran-lembaran).

Khalifah Abu Bakar menemui Zaid bin Tsabit dan berkata, “Wahai Zaid bin Tsabit, hanya engkaulah penulis wahyu, maka hanya engkaulah yang mampu melaksanakan tugas mulia ini!”

Zaid bin Tsabit merasa ragu, karena ia masih muda sementara banyak sahabat Rasulullah yang lebih tua. “Kami percaya kepadamu, wahai Zaid bin Tsabit!” kata Abu Bakar dan Umar bin Khottob ketika melihat keraguan Zaid bin Tsabit.

Sejak saat itu Zaid bin Tsabit memimpin timnya untuk mengumpulkan semua ayat-ayat Al Qur’an yang ditulis di tulang, lembaran-lembaran, kulit pohon, batu tulis, dan sebagainya.

Kemudian Zaid bin Tsabit menyusunnya menjadi tulisan-tulisan dan mencocokkannya dengan hafalan-hafalan para pembaca Al Qur’an yang masih hidup.

Sehingga akhirnya beliau berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Zaid bin Tsabit menyerakhakn semua hasil usahanya kepada khalifah Abu Bakar.

Kemudian Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut di rumah Hafshah, istri Rasulullah.

Peran Zaid bin Tsabit dalam mempersatukan kaum Muslimin.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan, kaum muslimin berhasil menguasai penjuru dunia, di sebelah barat dan di sebelah timur. Sehingga bahasa Arab tercampur dengan dialek atau logat masing-masing daerah, Bahkan hampir terjadi pertikaian akibat perbedaan tersebut.

Huzdaifah bin Al Yaman, merasa khawatir dengan kejadian tersebut. Ia menemui khalifah Utsman bin Affan dan meminta jalan keluar.

Utsman bin Affan bermusyawarah dengan para sahabat Rasulullah yang lain mengenai hal tersebut. Sehingga muncul kesepakatan untuk menetapkan satu bacaan Al Qur’an agar tidak lagi terjadi perpecahan di kalangan kaum muslimin.

Utsman bin Affan memanggil Zaid bin Tsabit untuk memimpin tim para penghafal Al Qur’an untuk melaksanakan tugas yang mulia ini. Zaid bin Tsabit pun mengambil apa yang telah ia tulis di rumah Hafshah dan ia tulis kembali.

Setelah tugas itu selesai, maka Utsman bin Affan menetapkan bahwa mushaf Al Qur’an yang resmi adalah yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit, karena ia adalah penulis wahyu Rasulullah SAW, ia paling paham dengan Al Qur’an.

Demikianlah Zaid bin Tsabit mempunyai jasa yang sangat besar dalam menuliskan Al Qur’an, sehingga sekarang ini kaum muslimin di dunia bersatu dalam membaca Al Qur’an dan tidak saling bertikai karena bacaan Al Qur’an.

Keutamaan Zaid bin Tsabit

Zaid bin Tsabit disamping sebagai penulis wahyu Al Qur’an, beliau juga ahli bahasa. Beliau mampu belajar bahasa asing dalam waktu yang sangat singkat.

Ia juga pandai berhitung, maka ia dijuluki bapak ilmu waris, karena ia menjadi rujukan semua ulama dalam ilmu waris.

Zaid bin Tsabit meninggal dunia pada tahun 45 H, di usia yang ke-55.